Tuesday, October 19, 2010

Satu Cerita Sebuah Pengajaran

Sesungguhnya......
Manusia lebih mulia darjatnya disisi ALLAH jika dibandingkan dengan makhluk halus yang lain2…..kenapa jadi begitu?? Kerana para Nabi dan Rasul dijadikan daripada golongan manusia…itu adalah sebagai pemberitahuan bahawa Manusia lebih tinggi darjatnya daripada makhluk2 ciptaan ALLAH yang lain…..Manusia tidak akan dapat melihat rupa bentuk sebenar makhluk2 halus itu..apa yang manusia nampak hanyalah satu penyamaran sahaja…setiap makhluk halus ini mempunyai penghulu..penghulu segala makhluk halus adalah dari golongan MANUSIA yang terpilih….Hanya seorang dalam satu waktu….siapakah dia??? Hanya ALLAH yang MAHA mengetahui…kerana anugerah itu adalah dariNYA….
Pernahkah kita berfikir tentang kenapa binatang dijadikan? kenapa air laut masin? kenapa lautan ada yang cetek dan ada yang dalam? kenapa pokok dan tumbuh2an tidak sama tinggi? Setiap persoalan itu ada jawapannya……setiap kejadian ALLAH ada hikmah yang tersembunyi yang tak mungkin kita fahami jika kita tidak belajar untuk mengenali diri kita….segala sesuatu yang berlaku ada maksud yang tersurat dan tersirat….ramai manusia tidak pernah cuba untuk ambil tahu maksud yang dah tersurat apatah lagi hendak cuba mencari maksud yang tersirat…. kerana itulah manusia menjadi semakin jauh dari sifat2 yang melayakkan mereka bergelar manusia…..
Aku bukan ingin mengajar, juga bukan ingin memimpin…tapi cuma mencuba untuk memberi cetusan kepada saudara2ku yang diluar sana sama seperti aku yang dulunya tidak pernah terfikir tentang rahsia kewujudan segala sesuatu di atas muka bumi ini mendapat cetusan untuk terus mencari jawapan kepada persoalan2 tadi…
sesunguhnya jika anda semua mampu berfikir tentang perkara2 itu maka anda mungkin adalah golongan yang bertuah dan semoga anda mendapat rahmat dariNYA.. sekian…..Ada masa kita sambung…takder masa pun kena sambung gak….bye Salam…

Monday, February 22, 2010

Asal Usul Bangsa Melayu

Bani Jawi (Melayu Deutro), dalam Sejarah dan Legenda

Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Pelabuhan ini berkembang dengan baik, dikarenakan ada bangsa yang mengatur, serta menjaganya dari serangan bajak laut atau negara lain.

Penguasa Pelabuhan Barus, dikenal dengan nama Bangsa Malai. Malai dalam bahasa Sanskrit atau Tamil, berarti bukit (gunung). Seperti namanya, Bangsa Malai bermukim di sekitar perbukitan (dataran tinggi).


Asal Muasal Bangsa Malai

Diperkirakan bangsa Malai, bermula dari 4 (empat) bangsa, yakni Arab-Cina-Eropa-Hindia, terkadang disingkat ACEH (sampai sekarang istilah ACEH masih dinisbatkan kepada keturunan Bangsa Malai yang tinggal di ujung utara pulau sumatera).

Bangsa yang pertama datang adalah Bangsa Hindia Malaya (Himalaya). Bangsa Himalaya merupakan interaksi antara Bangsa Hindia (keturunan Kusy keturunan Ham bin Nabi Nuh), dengan Bangsa Malaya (keturunan Bangsa Malaya Purba/Atlantis/Sundaland [Penduduk Asli Nusantara], yang selamat dari bencana banjir Nuh).




Pada awalnya mereka tinggal di kaki gunung Himalaya, sekitar tahun 6.000SM mereka datang ke pulau sumatera. Mereka menyusul kerabatnya bangsa Polinesia (keturunan Heth keturunan Ham bin Nabi Nuh), yang telah terlebih dahulu datang, dan bertempat tinggal di bagian timur Nusantara.

Pada sekitar tahun 4.500SM, datang Bangsa Cina atau Bangsa Formosa (keturunan Shini keturunan Yafits bin Nabi Nuh). Bangsa ini membawa budaya Agraris dari tempat asalnya.

Setelah itu sekitar tahun 2.500SM, datang Bangsa Eropa atau Bangsa Troya/Romawi Purba (keturunan Rumi keturunan Yafits bin Nabi Nuh), mereka membawa Peradaban Harappa, yang dikenal sudah sangat maju.

Dan terakhir sekitar tahun 2.200SM datang Bangsa Arab Purba atau Bangsa Khabiru (keturunan 'Ad keturunan Sam bin Nabi Nuh). Bangsa Khabiru adalah pengikut setia Nabi Hud, mereka datang dengan membawa keyakinan Monotheisme, di dalam masyarakat pulau sumatera.

Penyatuan ke-empat bangsa ini di kenal dengan nama Bangsa Malai (Bangsa Aceh Purba/Melayu Proto), dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan petani.

Bangsa Malai sebagaimana leluhur pertamanya Bangsa Himalaya, mendiami daerah dataran tinggi, yaitu di sepanjang Bukit Barisan (dari Pegunungan Pusat Gayo di utara, sampai daerah sekitar Gunung Dempo di selatan).

Bermula dari Bukit Barisan inilah, Bangsa Malai menyebar ke pelosok Nusantara, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, Siam, Kambujiya, Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.


Bangsa Malai Pelindung Nusantara

Menurut para sejarawan, Bangsa Mongoloid begitu mendominasi daerah di sebelah utara Nusantara.

Muncul pertanyaan, mengapa bangsa Mongoloid tidak sampai meluaskan kekuasaan sampai ke selatan, bukankah nusantara adalah daerah yang sangat layak untuk dikuasai? Daerahnya subur, serta tersimpan beraneka bahan tambang seperti emas, timah dan sebagainya.

Apa yang mereka takutkan?

Jawabnya hanya satu, karena Nusantara ketika itu, dilindungi Bangsa Malai. Bangsa Malai dikenal memiliki kekuatan maritim yang kuat, dan balatentaranya memiliki ilmu beladiri yang mumpuni.


Siti Qanturah Leluhur Bani Jawi

Pada sekitar tahun 1670SM, dikhabarkan Nabi Ibrahim (keturunan Syalikh keturunan Sam bin Nabi Nuh) telah sampai berdakwah di negeri Bangsa Malai. Beliau diceritakan memperistri puteri Bangsa Malai, yang bernama Siti Qanturah (Qatura/Keturah).





















Dari pernikahan itu Nabi Ibrahim di karuniai 6 anak, yang bernama : Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Dari anak keturunan Siti Qanturah kelak akan memunculkan bangsa Media (Madyan), Khaldea dan Melayu Deutro (berdasarkan perkiraan, Nabi Ibrahim hidup di masa Dinasti Hyksos berkuasa di Mesir Kuno (1730SM-1580SM), sementara versi lain menyebutkan, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Qanturah, pada sekitar tahun 2025SM).

Bangsa Melayu Deutro
(Malai Muda), yang saat ini mendiami kepulauan Nusantara, juga mendapat sebutan Bani Jawi. Bani Jawi yang berasal dari kata Bani (Kaum/Kelompok) JiWi (Ji = satu ; Wi = Widhi atau Tuhan). Jadi makna Bani Jawi (JiWi) adalah kaum yang meyakini adanya satu Tuhan.

Keterangan mengenai Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, ditulis oleh sejarawan terkemuka Ibnu Athir dalam bukunya yang terkenal 'al-Kamil fi al-Tarikh'.



Catatan :

  1. Melayu Deutro adalah istilah yang digunakan para sejarawan modern, untuk meng-indentifikasikan Bani Jawi, dimana Ibnu Athir menerangkan bahwa Bani Jawi adalah keturunan Nabi Ibrahim.

    Keterangan Ibnu Athir ini semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).

    Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.

  2. Suku Jawa adalah suku terbesar dari Bani Jawi. Dan sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.

    Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya 'Allah Yang Maha Kuasa', yang dilambangkan dengan ucapan bahasa 'Nu Ngersakeun' atau disebut juga 'Sang Hyang Keresa'.

  3. Tulisan kami bukan sekedar cerita, legenda atau mitos, akan tetapi juga didukung oleh fakta-fakta ilmiah. Mengenai keberadaan Kota Barus, mari kita ikuti bacaan berikut...

    SEJARAH KOTA BARUS

    Sebagai pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Bahkan ada juga yang memperkirakan lebih jauh dari itu, sekitar 5000 tahun sebelum Nabi Isa lahir.

    Perkiraan terakhir itu didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mummy Fir'aun Mesir kuno yang salah satu bahan pengawetnya menggunakan kamper atau kapur barus. Getah kayu itu yang paling baik kualitasnya kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus.

    Sejarawan di era kemerdekaan, Prof Muhammad Yamin memperkirakan perdagangan rempah-rempah diantara kamper sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia.

    Seorang pengembara Yunani, Claudius Ptolomeus menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab, dan juga Tiongkok lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah.

    Lalu pada arsip tua India, Kathasaritsagara, sekitar tahun 600 M, mencatat perjalanan seorang Brahmana mencari anaknya hingga ke Barus. Brahmana itu mengunjungi Keladvipa (pulau kelapa diduga Sumatera) dengan rute Ketaha (Kedah-Malaysia), menyusuri pantai Barat hingga ke Karpuradvipa (Barus).


Saturday, November 28, 2009


Mengejar sesuatu yang baru tanpa mengetahui sebab kenapa dan mengapa lalu meninggalkan segalanya yang dimiliki tanpa menyedari betapa berharganya ia sehinggakan memusnahkan harapan dan sandaran yang telah diletakkan selama ini tanpa rasa menyesal atas segala apa yang telah berlaku....

Hidup..

Melihat pada sejarah..menyedarkan kita tentang kesilapan yang telah dilakukan...Memahami apa itu sejarah..menyedarkan kita tentang masa depan yang kita akan tempuhi....Kenangan adalah sejarah hidup kita.......

Friday, November 20, 2009

Mencari Perhentian Yang Kekal…

Perhentian….
Bukan Pulau Perhentian…bukan juga perhentian bas…tapi satu noktah dalam satu perjalanan yang kita lalui….

Di satu masa yang lalu….dia..pernah mengembara..untuk mencari satu perhentian….Ia bermula pada tahun 1995…setelah lama mengembara ke merata tempat untuk mencari satu perhentian….
1998….Berhentilah dia pada satu perhentian yang disangkakan bakal menjadi penamat perjalanan itu….setelah 8 bulan berhenti….dia terpaksa mengembara lagi…..
Bila berjumpa dengan satu hentian..dia berhenti mencari jawapan…selalunya jawapan itu tak pernah tepat…setelah berulang kali berhenti dan mengembara…maka yakin lah dia bahawa perhentian ini akan menjadi perhentian yang terakhir bagi dirinya…..
2002…. Berhentinya perjalanannya yang telah dilakukan sejak 1995….Perhentian itu adalah satu-satunya tempat dia berada selama hampir 5 tahun….dia menyangka….5 tahun menjadi 10 tahun…10 tahun menjadi 15 tahun…15 tahun menjadi selamanya….tapi dia cuma boleh mengharap…kerana apa yang tersurat tidak mampu diubah..hatta dengan doa sekalipun…dia harus mengembara lagi..
2007…..Perjalanan harus diteruskan… Perjalanan mencari perhentian terakhir…..
2008….Perjalanan kembara masih diteruskan…..berhenti bila hati terdetik ya…ini mungkin hentian terakhir…tidak salah mecuba…apa yang tersurat dapat dibaca..tapi apa yang tersirat….bagaimana harus diduga…
Perjalanan satu pengembaraan ada noktah dan penamatnya…Dimana Noktahnya? Bagaimana Penamatnya? Di tempat tertulisnya takdir seseorang manusia itu ada jawapannya….

Perjalanan Hidup...


Hmm…dah lama aku tak menulis…kesibukan membataskan waktu untuk bersenang2 dan ini adalah posting pertama aku di sini....dulu kat friendster jer...hopefully aku boleh terus menulis di sini...Yang ni pun aku amik dari posting aku kat tempat lain....jadi bacalah....

Setakat ini hidup aku ok…Syukur kepada ALLAH kerana mengajarkan aku untuk berbicara, memberi aku pendengaran untuk mendengar, memberi aku penglihatan untuk melihat dan memberi aku hati untuk membeza…

Berbicara tentang apa?
Apa yang nak didengar?
Melihat apa?
Apa yang nak dibezakan?

Berbicara tentang kekuasaanNYA…..
Mendengar cerita tentang kebesaranNYa….
Melihat bukti tentang kewujudanNYA…..
Membezakan antara yang Hak dengan yang Batil…

Percayalah…sesungguhnnya………anugerah yang dikurniakan kepada kita sememangnya amat berharga……tiada nilai untuk dibandingkan dengan wang ringgit…….Tapi kini manusia sudah semakin melupakannya..malah telah hanyut dalam peraturan dan undang2 ciptaan manusia…

Lihatlah sekeliling kita….apa yang kita nampak?
Keamanan? Amankah kita jika sesama kita pun tidak dapat bersatu?
Kedamaian? Damaikah kita setiap hari berlaku jenayah di merata2?
Keselamatan? Selamatkah kita bila rumah perlu di kunci setiap kali kita keluar dari rumah kita?
Kesejahteraan? Sejahterakah kita bila penyakit2 yang membawa maut semakin menular dikalangan kita?

Dimanakah kita berada sebenarnya? Siapakah kita sebenarnya? Apa tujuan kewujudan kita? Jawapannya ada dalam tiap tiap diri kita selagi kita masih bernyawa…..Carilah, Fahamilah, Fikirkanlah dan terakhirnya…..mengertilah bahawa tanpa diriNYA, siapalah kita…